Manado, 8 Juni 2015. Melalui program BTS perbatasan yang dicetuskan oleh Kementrian Kominfo RI, Mitratel yang tergabung dalam Telkom Group membangun 287 site di daerah perbatasan Indonesia. Dari jumlah tersebut, 122 site berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi wilayah Sulawesi Utara dan Kalimantan.
Hal tersebut disampaikan Rakhmad T. Afifuddin, Direktur Bisnis Mitratel pada acara tatap muka Komisaris Utama Telkom dengan jajaran manajemen dan karyawan Telkom Witel Manado, Senin kemarin (8/6).
DR. Hendri Saparini (Komisaris Utama Telkom) didampingi Pamela Johanna dan Parikesit Suprapto melakukan kunjungan kerja ke site Mitratel yang berada di wilayah Manado, Sulawesi Utara. Kunjungan ini dimaksudkan untuk pemantauan langsung perkembangan pencapaian kinerja anak perusahaan oleh Dewan Komisaris dalam mendapatkan masukan sebagai bagian dari pengawasan terhadap kinerja Telkom.
Dalam kunjungan selama 3 hari tersebut, rombongan mengunjungi site yang berada di STO Telkom Manado dan site DMT-Lahendong yang berlokasi di daerah Tomohon, sekitar 40 km dari kota Manado. Rombongan komisaris mendapatkan penjelasan langsung dari Rakhmad T.A yang didampingi oleh GM Area 4 Pamasuka, Agustinus Yulianto. Selain memberikan informasi tentang spesifikasi teknis site, Rakhmad juga menjelaskan kinerja Mitratel di wilayah Manado dan kondisi persaingan dengan kompetitor sejenis. Saat ini Mitratel berada di urutan ke-3 terbesar sebagai penyedia menara telekomunikasi di area KTI dari sisi jumlah site. Protelindo memiliki 55 site, TBIG punya 40 site dan Mitratel 20 site.
Kawasan Ekonomi ASEAN yang mulai berlaku di akhir tahun 2015 ini mendorong operator untuk memberikan layanan terbaik di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan Negara lain. Kondisi ini akan meningkatkan prospek pesanan menara telekomunikasi dari operator yang berimbas pada tingkat kepemilikan bagi tower provider seperti Mitratel.